Sabtu, 29 Juni 2013

Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tink Talk Write (TTW)


Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tink Talk Write (TTW) diperkenalkan pertama kali oleh Huinker dan Laughlin dan dibangun melalui aktifitas berpikir, berbicara dan menulis. TTW adalah salah satu strategi pembelajaran yang diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa (Martinis Yamin, 2008: 84). TTW dapat diterapkan pada kelompok heterogen yang terdiri dari 3-5 siswa. Dalam kelompok tersebut siswa diminta untuk membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar dan membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkannya bersama teman dan diakhiri dengan mengungkapkan idenya melalui tulisan.
Strategi ini terdiri dari tiga fase utama yaitu
fase think, talk dan kemudian write. Berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang fase-fase TTW (Martinis Yamin, 2008: 85).
1)    Fase Think
Pada fase ini siswa diminta untuk membaca suatu teks matematika atau berisi cerita matematika kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Dalam aktifitas tersebut siswa mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan, kemudian menerjemahkan ke dalam bahasa sendiri. Kemampuan yang dianggap berpikir diantaranya kemampuan membaca, dan membaca secara komperhensif yang meliputi membaca baris demi baris atau membaca yang penting saja. Dalam strategi ini teks bacaan selalu dimulai dengan soal-soal kontekstual yang diberi sedikit panduan sebelum siswa membuat catatan kecil.
2)   Fase Talk
Setelah siswa membaca dan membuat catatan kecil, selanjutnya siswa masuk pada fase talk yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mudah mereka pahami. Terdapat beberapa alasan mengapa talk sangat penting, diantaranya:
a)    Tulisan, gambar, isyarat atau percakapan merupakan perantara ungkapan matematika sebagai bahasa manusia
b)   Pemahaman matematik dibangun melalui interaksi dan percakapan antara sesama individual
c)    Cara utama partisipasi komunikasi dalam matematik adalah melalui talk
d)   Pembentukan ide melalui proses talk
e)   Internalisasi ide berupa berpikir dan memecahkan masalah
f)    Meningkatkan dan menilai kualitas berpikir. Dalam proses talking guru akan lebih mudah dalam mengetahui tingkat pemahaman siswa
3)   Fase Write
Fase terakhir yang dilalui siswa adalah fase write. Setelah siswa membaca dan membuat catatan kecil yang dilanjutkan dengan proses talk, siswa kemudian menuliskan hasil diskusi atau dialog pada lembar kerja yang disediakan (LKS). Selama aktifitas ini siswa diarahakan untuk mengkonstruksikan ide, karena setelah berdiskusi  antar teman dan kemudian siswa mengungkapkannya dalam sebuah tulisan. Shiel dan Swinson dalam Martinis Yamin (2008: 87) mengutarakan bahwa menulis dalam matematika membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar